
Sempat Mengadu ke DPRD, Jenazah Tukang Becak Terlantar Akhirnya Dimakamkan
Umbulharjo, (jogja.sorot.co)—Dibantu anggota DPRD, jenazah tukang becak (Bilal) yang terlantar 3 hari di rumah sakit Wirosaban Yogyakarta bisa dimakamkan. Awalnya, jenazah tidak segera dimakamkan lantaran keluarga tidak mampu membayar biaya bedah bumi sebesar 5 juta.
Sebelumnya, upaya keluarga mencari bantuan kepada pemerintah gagal. Namun demikian setelah salah satu anggota DPRD Endro Sulaksono membantu melakukan koordinasi, permasalahan tersebut dapat terselesaikan.
Saya awalnya diberi nomor Pak Eko (Suwanto) Ketua DPC PDI Perjuangan Kota dan diarahkan ke Pak Endro (Sulaksono). Nah setelah tahu dewan yang advokasi baru mulai Pak Lurah bergerak menanyakan. Padahal sejak siang kemarin bilang ndak bisa bantu lagi karena urusan keluarga dan ahli waris,” ujar keluarga Bilal, Retno, Kamis Malam (22/07/2021).
Endro Sulaksono, ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa ada warga kota yang datang ke DPC PDI Perjuangan untuk meminta bantuan advokasi. Warga itu mengalami masalah yakni saudara meninggal dunia dengan kasus positif Covid di RSUD Wirosaban, dan tidak mampu membayar biaya pemakaman. 
Setelah terima laporan dan mengetahui duduk perkaranya, saat itu kita langsung gerak cepat, siapkan relawan dan tim kubur cepat. Ternyata meninggalnya sejak Senin siang, padahal itu kami dapat laporan sudah Rabu malam, lha kok belum dimakamkan. Ini preseden buruk, dari hari Senin di rumah sakit sampai Rabu malam tak dimakamkan,” ujar Endro saat dikonfirmasi, Jum’at (23/07/2021).
Menurut Endro, ada yang aneh dalam kejadian ini. Endro menilai dalam hal ini negara tidak hadir membantu permasalahan warga karena pihak Kalurahan dan Kecamatan seolah lepas tangan tak bersedia mencari jalan keluar yang atas permasalahan itu.
Baru setelah tahu kami yang mengadvokasi, dengan cepat dibantu, padahal ini warga miskin yang membutuhkan bantuan, negara harus hadir,” tambah legislator PDI Perjuangan ini.
Warga tersebut, kata Endro tak bisa membayar biaya bedah bumi senilai 5 juta. Karena tak mampu, pihak keluarga menyerahkan kepada pihak terkait termasuk di manapun tempat pemakaman sesuai aturan yang berlaku.
Kami hubungi dinas sosial dan BPBD Kota Yogyakarta malam itu juga. Anggaran bedah bumi untuk Covid itu 5 juta dan semalam dibayar oleh Pak Lurah meski kami dari partai dan fraksi sudah siap membantu patungan. Ini benar warga miskin yang harus dibantu,” tegasnya.
GM Dedy, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Yogyakarta, menilai situasi yang dialami salah satu warga itu seharusnya tak boleh lagi terjadi di wilayah Kota Yogyakarta.
Pemkot harus hadir menyikapi hal ini. Tak hanya orang terlantar tapi masyarakat miskin harus ditanggung. Kalau tak ada biaya masak tidak dimakamkan. PDI Perjuangan berharap Pemkot hadir menindaklanjuti masyarakat, jangan sampai terulang kembali,” ujar Dedy.