Aksi Sastra di Dalam Gerbong Kereta Api Tutup Festival MULIH
Peristiwa

Aksi Sastra di Dalam Gerbong Kereta Api Tutup Festival MULIH

Danurejan,(jogja.sorot.co)--Mengakhiri festival sastra, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta mengadakan festival sastra 'MULIH' di dalam gerbong Kereta Api. Fetival tersebut diadakan di adakan di dalam gerbong kereta api bandara, Sabtu (12/11/2022).

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti, mengatakan festival sastra yang diadakan di atas gerbong kereta ini memang sengaja diadakan. Karena kalau berbicara mengenai kereta, pasti selalu identik dengan bepergian, perpisahan, kerinduan dan pulang. 

Sehingga lokasi Gerbong Kereta Api kami jadikan venue untuk tempat clossing untuk acara festival sastra ini,” tuturnya saat ditemui di sela-sela acara.

Lebih lanjut Yetti mengatakan dukungan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta sendiri dalam sastra lebih banyak beragam jenis yang dilakukan, terlebih untuk memotivasi generasi muda dengan cara kompetisi. Meskipun begitu, sastra tida terbatas hanya dengan sebuah acara saja, tetapi lebih banyak hal yang kemudian ternyata di dalam kehidupan juga sudah bersastra.  

Sehingga, tambah Yetti hal itulah yang perlu ditekankan kembali dan untuk kemudian masyarakat bisa memahami hal itu dan kemudian bisa lebih perhatian terhadap sastra dan akhirnya nanti bisa bersama-sama merayakan Jogja sebagai kota sastra. Karena selama ini kayaknya sudah agak kurang. 

Dengan antusiasme yang banyak sekali masyarakat berpartisipasi dari segala genre dan segmen, saya pikir ini menjadi salah satu hal baik untuk kemudian kita lakukan lagi menjadi proses yang berkelanjutan,” tandasnya. 

Sedangkan salah satu sastrawan Joko Pinurbo menambahkan bahwa dirinya merasa terkesan dengan penyelenggaraan festival sastra kali ini. Konsep yang diambil juga sangat menarik, bahkan forum-forum memang tidak terlalu besar tetapi suasanya hangat sehingga bisa terjadi dialog interaksi antara pengisi acara dengan penonton.

Saya berharap festival ini bisa berlanjut sehingga bisa ikut membantu mengembangkan Yogyakarta sebagai kota literasi. Syukur-syukur bisa mengidupkan kembali Malioboro sebagai sentra kegiatan seni dn sastra seperti pernah terjadi di masa lampau,” tutupnya.